Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kau Selalu Bertanya Tentang Materi?

Yang Maha Kasih, semoga Engkau selalu menuntunku untuk selalu menulis tanpa bercampur dengan kepentingan jahat sekecil apapun. Agar cinta dalam tulisan ini selalu tercurah kepadaMu dan kepada kekasih-kekasih terbaikMu. Ijinkan aku untuk menguntai kata demi kata dengan lantunan kasih sayang yang tertanam dari kebesaran yang tak tertandingi yaitu kebesaran cintaMu.

Kasih, kini aku sungguh heran ketika berjumpa secara langsung maupun tidak langsung melalui chating room dengan teman-teman lamaku. Pertama, kenapa yang selalu ditanyakan oleh mereka adalah, "kamu kerja dimana?". Kedua, mereka bangga dan senang ketika  dijawab dengan jawaban bergengsi, misal lagi kerja di perusahaan A (perusahaan bunafit). Dan dengan jawaban itu mengalirlah obrolan yang seru penuh rasa penasaran. Namun aku heran, ketika jawaban yg diberikan atas pertanyaan mereka adalah jawaban yang menyedihkan atau menurut mereka adalah sesuatu yang tidak bergengsi dan tidak berkelas. Maka tak jarang diskusi atau obrolan mandeg begitu saja ditengah jalan. Layaknya motor tua yang kehabisan bahan bakar ditengah-tengah savana yang kering keronta.

Pikirku, seolah-olah saat ini yang dijadikan parameter dari kehidupan seseorang hanyalah aspek materil dalam artian harta, profesi, jabatan dan sejenisnya. Apakah tidak ada pertanyaan atau bahasan parameter kehidupan yang lebih  tinggi dari pada semua itu? Semoga pandanganku akan  semua ini salah,  dan masih banyak orang yang mengagungkan parameter yg lebih baik lagi dalam melihat kehidupan seseorang, bukan sekadar tentang materi.

Perlahan ku ingin Engkau membimbingku dalam kasihMu untuk mulai menarik diri dari apa yang disebut materi, agar tidak terlalu jauh terbawa kedalam hati, karena sesungguhnya yang lebih mulia adalah hati yang selalu dipenuhi cintaMu. Namun, bukan berarti aku menolak rejeki kasih sayangMu. Hanya saja, aku tak ingin membawanya kedalam hati ini.

Ali Arifin
Surakarta, 22 April 2018
Diatas Kereta